iklan

Wednesday, October 30, 2013

Mengenang Bukan Berarti Memulai Kembali

Semuanya akan di ceritakan kembali, mulai awal kisah sampai akhirnya, dengan apa adanya. Selepas pulang kuliah, seperti biasa dia mampir di warung yang tak asing baginya. Warung itu berada di pojok lapangan, lapangannya lapangan sepak bola, dekat dengan jalan raya, kira-kira hanya dipisahkan saluran air selebar 2 meter, tanpa ada tembok yang mengelilinginya, hanya ada tebok di sebelah sisinya karena memang itu tembok sekolah. Warung itu dijulukinya “warung EXODUS”, kata EXODUS sendiri berasal dari coret-coretan yang ada di tembok sekolah yang menghadap lapangan itu. Entah siapa yang menulisnya, yang pasti kata EXODUS sangat keren waktu itu, dan belum ada yang memakainya, baiklah akhirnya kita juluki warung itu dengan nama dari coret-coretan tadi. Kita baru tahu belakangan bahwa EXODUS itu adalah nama band Metal di era 80-an.
Sejak kelas 2 SMA, kami selalu dan tidak pernah melewati satu hari pun di warung itu. Minimal ada waktu yang kami luangkan untuk mengunjunginya. Ibaratnya bagaimanapun nelayan berlayar pasti akan pulang juga, itulah kami di warung itu. Apapun aktifitas kami waktu itu, selalu ada waktu yang harus kami luangkan, untuk berada disana. Warungnya tidak terlalu istimewa, hanya sebuah gubuk kecil berukuran 4x4, yang di topang 4 Pilar di pojok-pojok dari Bambu, satu Rombong Jualan, satu meja makan panjang selebar 4 meter dibagian depan dan dua kursi panjang yang menagpitnya, dengan atap dari terpal yang tidak terlalu istimewa, bahkan dipasang seadanya, yang penting menutupi bagian atas warung. Meja dan kursi panjang yang didepan itu biasanya hanya untuk meja makan, kalau untuk bersantai, kami punya tempat yang sangat-sangat luas. Maklum, pada waktu itu lapangan hanya dipakai pertandingan sebulan sekali.
Ok, itu sepenggal cerita untuk tempat nongkorngnya, lebih detail nya akan dibahas di next cerita. Sekarang cerita memasuki babak-babak yang menentukan. Tunggu dan saksikan dengan baik-baik.
1.    PERTAMA BERKENALAN
Perkenalannya dengan Rista, dimulai saat teman kuliahnya mampir di EXODUS bersama ceweknya, iseng-iseng dia bertanya kepada cewek temannya tersebut, lalu temannya ingin mengenalkan dia kepada seseorang, rista namanya. Tapi dengan syarat dia harus mau di foto dan fotonya diberikan ke rista melalui cewek temennya tersebut. Dengan semangat dia mau di foto dan ternyata rista mau bertukar no handphone saat itu juga. Setelah lama ngobrol kesana kemari di sms, ada percakapan yang mungkin dia dan rista masih ingat.
Si dia : oiya ta’, ngomong2 kamu sekarang jomblo gak?
Rista : iya aq lagi jomblo, kalau kamu?
Si dia : aq juga wah berarti aq ada kesempatan nech,
Rista : Kesempatana apa?
Si dia : kesempatan deketin kamu, kalo gak ada kesempatan, dana umum juga boleh deh
Rista : Emang Maen Monopoli????
Itulah secuil percakapan yang terjadi di awal-awal PDKT dia. Memang gak Keren, tapi hal itu sangat lucu bagi Rista karena baru pertama kali mendengarnya. Rista sempat mengeluh bahwa dia sangat cuek karena sms nya jarang dibalas, atau jarang smsan, karena si dia lebih asyik megang stick PS waktu itu daripada megang hape, dia lebih asyik ngafalin cheat gitar hero, daripada mikirin mau ngajak ngedate kemana, sepak bola juga lebih asyik waktu itu bagi dia, daripada memulai sms-an dengan rista dengan pertanyaan standar “hai, kamu lagi apa?”. Tapi kadang-kadang dia sangat semangat sekali sms-an sampai rista bertanya-tanya siapakah yang sms, apa beda orang? Atau orang yang sama?.
Pertemuan pertama pun segera dijadwalkan oleh mereka berdua, waktu itu rista sedang dikos dan dia sedang kuliah sampai jam terakhir, atau selesai kuliah jam 6. Dengan sangat bersemangant, selepas kuliah dia langsung menuju parker sepeda motor, tempat nongkrong dikampus dia campakkan seakan tidak ada gunanya lagi, teman-teman yang ada meneriaki dia dengan segala macam lelucon. Tapi dia terus melaju dan tak merasakan sekitarnya, fokusnya sangat berlebih sampai cuaca yang mendung tak dihiraukannya. Secara tidak sadar, di perjalanan mulai turun hujan perlahan. Mungkin pikirannya waktu itu lagi bahagia, sampai tak dikenakannya jas hujan yang dipersiapkan di bawah jok motor.

bersambung...............