iklan

Sunday, December 8, 2013

Mengenang Bukan Berarti Memulai Kembali 4

Entah kapan tepatnya dia berpisah dengan rista, tapi hubungan itu tidak terpisah secara langsung. Sampai saat waktunya rista wisuda, dan dia berpikir mungkin itulah akhir pertemuannya dengan rista. Iya benar, rista sudah 4 tahun menjalani masa kuliahnya, ini adalah saat terakhirnya menjadi mahasiswi, dan tak akan ada yang tahu jalannya, bahkan mungkin rista sendiri tak tahu jalan selanjutnya, meskipun sudah berencana, itulan manusia, hanya bisa berencana, tapi tuhan yang berkehendak. Tak ada yang tahu pasti, kemana rista selepas wisudanya nanti, termasuk dia. Rista memang sengaja memberitahu kapan tepatnya rista wisuda, tapi tak sengaja rista memberitahu kepada dia, saat percakapan lewat telepon yang singkat. Tanggal dan harinya sudah dia dapat dari rista, tapi bukan itu yang membuatnya risau, sudah lama dia tak bertemu langsung dengan rista, tak bertemu dengan orang tua rista, yang pasti hadir dalam acara wisuda tersebut. Sudahlah, kalau tidak bertemu saat wisuda mungkin akan menyeseal dia, jadi dia tetap berangkat ke tempat rista di wisuda. Sampai di sana, ternyata acara sambutan dan acara-acara protokol lainnya belum selesai, jadi dia masih harus menunggu, di hubunginya adik kandung dari rista, indah namanya, rista adalah anak pertama dari dua bersaudara, adiknya cewek juga. Pesan sudah dikirim, dan adik rista menjawab kalau ayah dan ibunya ada didalam gedung dan adik rista dan saudara-saudaranya menunggu di tempat agak jauh dari gedung. Sempat menunggu lebih dari satu jam, keyakinan sempat goyah karena perasaan yang sudah tak karuan, untung dia bertemu dengan temannya saat di SMA, kebetulan temannya mengantar pacarnya wisuda, bersama orang tuanya juga. Akhirnya ada teman untuk dia ajak berbicara, dan menunggu pun tak terasa sampai acara akan berakhir. Saat acara akan berakhir dia bertemu dengan kedua orang tua rista didepan pintu keluar gedung acara, tanpa pikir panjang dia hampiri dan bersalaman dengan kedua orang tua rista sambil mengucapkan salam. Perbincangan ringan tentang saling menanyakan kabar pun terjadi diantara dia dan orang tua rista. Entah kenapa dia merasa bahwa dia telah menjadi salah satu bagian dari keluarga besar, keluarga yang sudah lama tak bertemu dan menahan rasa rindu. Kata-kata semangat dan motivasi keluar dari ayah rista, dan kata-kata melembutkan dan mendinginkan datang dari ibu rista, mereka membuat dia seakan istimewa. Ketika pintu keluar sudah dibuka, dia minta pamit agar dia saja yang menunggu berdesak-desakan di depan pintu, sambil mempersilahkan orang tua rista menunggu di tempat yang agak kondusif. Lama rista tidak menunjukkan tanda-tanda keluar dari ruangan itu, sampai beberapa saat, satu per satu temannya mulai keluar, dia juga memberi selamat kepada teman-teman rista. Rista pun melihat dia dan menghampirinya, tapi dia tidak mau menerima jabat tangan rista, bukan karena tidak mau, tapi lebih karena tidak pantas. Dia berkata “ jangan aku dulu, orang tua mu dulu” maksudnya adalah, bahwa orang tua rista lah yang harus dia jabat tangan oleh rista terlebih dahulu sambil berkata “ terimakasih atas pengorbanannya selama ini, sampai aku wisuda”. Barulah dia menerima ucapan terimakasih dari rista dan sebaliknya dia berkata “selamat, kamu sudah membahagiakan orang-orang yang kamu sayang” kepada rista, sambil memberi bunga dan souvenir khas wisuda berupa boneka yang memakai baju toga, lengkap dengan membawa ijasah, yang banyak dijual didepan gedung tempat wisuda tersebut. Tak lama berbincang, dia meminta ijin pamit untuk meninggalkan mereka, rista dan orang tuanya, membiarkan mereka larut dalam rasa syukur yang paling dalam, larut dalam kebahagian selama penantian 4 tahun kuliah.  

No comments:

Post a Comment